ad1
Potensi Pemanfaatan Kakao di Kabupaten Pesawaran
Kakao yang memiliki nama latin Theobroma cacao L. adalah pohon budi daya di perkebunan yang berasal dari Amerika Selatan, tetapi sekarang ditanam di berbagai kawasan tropis. Biji kakao yang dihasilkan oleh tumbuhan ini diolah menjadi produk yang dikenal sebagai cokelat.
Di Indonesia, tanaman
kakao adalah salah satu komoditas perkebunan unggulan Provinsi Lampung yang
tersebar hampir di seluruh Kabupaten di Provinsi Lampung. Salah satu daerah di
Provinsi Lampung yang menjadikan kakao sebagai komoditas perkebunan andalan
adalah Kabupaten Pesawaran. Mayoritas
dari masyarakat di Kabupaten Pesawaran bertumpu pendapatannya dari bertani kakao.
Luas areal perkebunan kakao sendiri di Kabupaten Pesawaran merupakan yang
paling besar diantara komoditas perkebunan lain yang dibudidayakan di daerah
tersebut, yaitu mencapai 15.061,9 hektar.
Pemanfaatan kakao di provinsi lampung termasuk Kabupaten Pesawaran masih perlu bimbingan dari berbagai pihak pemerintah terkait. Di kabupaten Pesawaran, pada November 2022 diselenggarakan Bimbingan teknis Akselerasi Ekspor kopi dan kakao yang menghadirkan narasumber dari PT. LDC dan Penggerak Kakao dari Kabupaten Lampung Timur yang berpengalaman dalam penanganan produk pasca panen kakao. Diharapkan dengan materi yang diberikan dapat menjadi bekal untuk para petani dalam mengelola hasil panen, agar kualitasnya tetap terjaga dengan baik sehingga lebih besar lagi peluang untuk diekspor.
Selai itu, Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin, pada
tahun 2022 memberikan bantuan bibit kakao ke 10 kecamatan di Kabupaten
Pesawaran, Lampung. Bantuan bibit ini untuk membantu ekspor kakao yang menurun
pada tahun 2022. Pada 24 Agustus 2023, juga diselenggarakan workshop oleh Dosen
dan mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan, Institut Teknologi Sumatera
(ITERA) untuk mengembangkan kulit kakao menjadi produk pangan yaitu cookies
dan kerupuk.
Kakao memiliki potensi untuk dimanfaatkan di
bidang kesehatan dan farmasi. Kakao mentah dikenal sebagai makanan super. Buah ini
mengandung antioksidan, mineral, dan vitamin yang tinggi. Flavanol, salah satu
jenis antioksidan dalam kakao disinyalir mampu menurunkan tekanan darah
sekaligus mengoptimalkan fungsi pembuluh darah. Selain itu, penelitian yang
dilakukan di Universitas Tulang Bawang Lampung menyimpulkan bahwa ekstrak biji
kakao dapat diformulasikan dalam sediaan krim dan memiliki zona hambat terhadap
bakteri Propionibacterium acne.
Pemanfaatan kakao di bidang farmasi tentu perlu
dilakukan penelitian dan pengembangan yang terus menerus. Salah satu pihak yang
berperan penting dalam hal ini adalah para ahli farmasi. Ahli farmasi adalah
bukan hanya bekerja di apotek atau lembaga kesehatan, namun mereka juga bisa
bekerja di lembaga penelitian atau universitas untuk mengembangkan berbagai obat
termasuk obat yang berasal dari kakao.
Menurut artikel di website pafikabpesawaran.org, ahli farmasi
tergabung dalam Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI). PAFI didirikan pada 13
Februari 1946 di Yogyakarta dengan salah satu tujuannya untuk mengembangkan dan
meningkatkan pembangunan farmasi Indonesia. Keanggotaaan PAFI tersebar di
seluruh wilayah Indonesia, termasuk di Kabupaten Pesawaran. Berbagai informasi
mengenai PAFI Pesawaran dapat dilihat di website resminya pafikabpesawaran.org.
Sumber referensi:
-
wikipedia.org
-
digilib.unila.ac.id
-
karantinalampung.com
-
neliti.com
-
tp.itera.ac.id
-
money.kompas.com
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Leave A Comment...